Khamis, 11 Februari 2010

Malu Dari Separuh Iman

MALU ITU SEPARUH IMAN. Begitu sabda Rasulullah 1418 tahun lalu. Malu yang dimaksudkan ialah malu kepada Allah. Malu untuk melakukan maksiat dan malu meninggalkan taat. Jika malu itu 50% daripada IMAN, mana 50% lagi. Yang selebihnya ialah TAKWA. MALU DAN TAKWA adalah gandingan sifat yang menjadikan seseorang mempunyai 100% keimanan. Takwa bermaksud bukan saja takut kepada Allah tetapi lebih daripada itu 'buat apa yang disuruh dan tinggalkan apa yang ditegah'

Jika sekadar takut saja tak jadi apa-apa. Misalnya takut gagal dalam peperiksaan tidak bererti jika tidak diikuti dengan rajin membaca buku dan mengulangi pelajaran. Takut kepada Allah mestilah diikuti dengan melakukan ketaatan dan menjauhi larangan. Ukurlah diri kita berapa peratuskah sifat MALU dan TAKWA yang ada pada diri kita. Itulah darjah keimanan kita. Bak kata orang periksalah diri kita sebelum kita diperiksa.
Ulama pernah menyebutkan 'bertafakkur satu saat (dalam memikir kebesaran Allah) adalah lebih baik daripada beribadat 1000 tahun'. Ini jangan disalahtafsirkan sebagai tak perlu beribadat memadai dengan tafakkur. Ia cuma memberi gambaran bahawa tafakkur menjadi faktor utama dalam mencari kekuatan beribadat. Proses musyahadah perlu dilakukan secara konstan sehingga menjadi darah daging. Atau sehingga terasa benar di dalam diri kita tentang kebesaran Allah dan merasakan bahawa 'tidak ada sesuatu yang Allah jadikan secara sia-sia'. Kesemuanya ada hikmah yang di luar kemampuan kita untuk memikirkannya.

Musyahadah menjadi satu daripada beberapa jalan untuk mendapat 'iman'. Dengan iman ini kita akan berasa lazat berzikir, mencari ilmu agama, melakukan ibadat fardu, menambah dengan ibadat sunat serta berusaha mencari keredhaan Allah. Sebaliknya kita benci melakukan kejahatan sebagaimana takutnya kita menghampiri kepada api neraka. Barulah ketika itu kita merasakan kelazatan iman dan terasa hubungan yang rapat dengan Allah disebabkan oleh keredhaan Allah terhadap diri kita.

Di samping melakukan proses musyahadah, kita perlu melakuakn muraqabah yakni menghampirkan diri terhadap Allah dengan melakukan segala amal fardu dan sunat. Amalan 'hablum min'Allah' (hubungan dengan Allah) dan hablum minannas (hubungan dengan manusia). Kita perlu menjaga dua hubungan iaitu hubungan dengan Allah dan juga sesama manusia.

Dalam hubungan ini, Allah sering mengingatkan kita supaya berjalan/melawat di muka bumi Allah dengan niat melihat kebesaran Allah sambil memerhatikan balasan yang Allah timpakan kepada mereka yang menganiaya diri mereka sendiri.

Semoga dengan coretan di atas dapat menjadikan diri kita khususnya diri saya sendiri orang yang sentiasa muhasabah diri dan bermusyahadah serta bermuraqabah mudah-mudahan kita diterima menjadi orang yang soleh yang bakal menghuni syurga di akhirat kelak. Amin ya Rabbal Alamin.

Selasa, 2 Februari 2010

Bicara Minda Imam Al-Ghazali

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya (Teka Teki ) :
Imam Ghazali = " Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini ?
Murid 1 = " Orang tua "
Murid 2 = " Guru "
Murid 3 = " Teman "
Murid 4 = " Kaum kerabat "

Imam Ghazali = " Semua jawapan itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahawa setiap yang bernyawa pasti akan mati ( Surah Ali-Imran :185).


Imam Ghazali = " Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini ?"
Murid 1 = " Negeri Cina "
Murid 2 = " Bulan "
Murid 3 = " Matahari "
Murid 4 = " Bintang-bintang "

Iman Ghazali = " Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kenderaan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama".


Iman Ghazali = " Apa yang paling besar didunia ini ?"
Murid 1 = " Gunung "
Murid 2 = " Matahari "
Murid 3 = " Bumi "

Imam Ghazali = " Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A'raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka."


IMAM GHAZALI" Apa yang paling berat didunia? "
Murid 1 = " Baja "
Murid 2 = " Besi "
Murid 3 = " Gajah "

Imam Ghazali = " Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72 ). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah."


Imam Ghazali = " Apa yang paling ringan di dunia ini ?"
Murid 1 = " Kapas"
Murid 2 = " Angin "
Murid 3 = " Debu "
Murid 4 = " Daun-daun"
Imam Ghazali = " Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan solat "
Imam Ghazali = " Apa yang paling tajam sekali di dunia ini? "
Murid- Murid dengan serentak menjawab = " Pedang "
Imam Ghazali = " Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri "